Memilah Fakta dan Fiksi dalam Kitab Suci: Sebuah Usaha Hermeneutis
(ندگان)پدیدآور
Rakhmat, Iones
نوع مدرک
TextOriginal Article
زبان مدرک
Englishچکیده
Bagi manusia di zaman kuno, yang menganut kosmologi kuno, tak mengenal pemisahan antara dunia adikodrati dan dunia kodrati. Bagi mereka alam berjalan karena semuanya diatur dan ditentukan dengan bebas oleh Allah. Tidak ada hukum alam yang berjalan mandiri terlepas dari pengaturan dan kehendak Allah (sebagaimana dipertahankan deisme di zaman modern). Karena itu, mukjizat senantiasa merupakan pengalaman nyata dan keadaan yang tak terpisah dari kehidupan sehari-hari. Bagi mereka, mukjizat bukanlah hal yang tak masuk ke dalam nalar mereka; namun sebaliknya, nalar manusia kuno membutuhkan dan memberi tempat bagi terjadinya mukjizat. Tentu saja, jika menurut mereka mukjizat telah terjadi, pendapat mereka ini adalah sebuah interpretasi mitologis atas fakta-fakta yang seluruhnya normal dan kodrati saja. Umumnya berbagai macam interpretasi mitologis ini diajukan para penulis kitab-kitab suci pada masa jauh sesudah kejadian-kejadian yang sebenarnya, yang normal dan kodrati semata. Semua kisah mukjizat dalam kitab-kitab suci adalah kisah-kisah imajiner yang disusun post actum atau post eventum, jauh sesudah kejadian sebenarnya yang tidak sensasional, dengan tujuan-tujuan apologetik atau demi propaganda keagamaan, bukannya melaporkan fakta-fakta sejarah apa adanya. Di tangan mereka, sejarah ditaklukkan seluruhnya pada apologetika dan propaganda religio-politik
کلید واژگان
Holy bookhistoriography
fact/history
Fiction
mitology
scientific subjectivism
objectivism
interactivism
sensus plenior
شماره نشریه
2تاریخ نشر
2012-12-011391-09-11
ناشر
Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadraسازمان پدید آورنده
Sekolah Tinggi Teologi Jakartaشاپا
2442-54512407-1056



