Permasalahan Iman: Kritik atas Iman dalam Filsafat Barat dan Tawaran Jawaban
(ندگان)پدیدآور
Wibowo, Setyo
نوع مدرک
TextOriginal Article
زبان مدرک
Englishچکیده
Iman menjadi problem di dunia modern. Gerak sekularisasi dan emansipasi manusia berkat perkembangan rasionya, yang tampak dalam penguasaan manusia atas alam lewat teknologi, membuat keyakinan pada Tuhan dianggap ketinggalan roh jaman. Meskipun tidak menolak Tuhan, Immanuel Kant menganggap bahwa teologi adalah sebuah paralogisme. Auguste Comte tegas-tegas mengatakan bahwa jaman teologi dan agama adalah era kekanak-kanakan yang harus dilampaui demi kemajuan jaman. Friedrich Nietzsche memperingatkan bahwa fanatisme dalam agama adalah tanda besarnya kebutuhan manusia untuk percaya, yang tidak lain adalah kelemahan diri manusia. Kritikan besar Martin Heidegger kepada metafisika onto-teologis semakin menunjukkan inferioritas iman di depan pemikiran. Beriman artinya tidak bisa berpikir secara sungguh-sungguh. Artikel ini hendak menimbang keberatan-keberatan atas iman di atas dan sekaligus menawarkan bahwa “tindak percaya" adalah sesuatu yang secara antropologis menjadi disposisi setiap manusia. Lebih luas daripada obsesi pada “pengetahuan", manusia memiliki hasrat akan ketakterbatasan yang menemukan ekspresinya dalam apa yang kita sebut sebagai iman.
کلید واژگان
Emansipasiteologi
metafisika
İman
pengetahuan
cara beriman
tindak percaya
pasitivitas
horison ketakterbatasan
disposisi antropologis
شماره نشریه
1تاریخ نشر
2013-06-011392-03-11
ناشر
Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadraسازمان پدید آورنده
Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara Jakartaشاپا
2442-54512407-1056



