Dialectic of Theology and Mysticism in Islam: A Study of Ibn Taymiyya
(ندگان)پدیدآور
Sirait, Sangkot
نوع مدرک
TextOriginal Article
زبان مدرک
Englishچکیده
Umumnya, teolog dan Sufi dipandang berusaha menemukan kebenaran Tuhan dengan caranya masing-masing yang berbeda dan tidak saling terkait satu sama lain. Namun sebaliknya, bagi Ibn Taymiyyah, kalam dan tasawuf sama-sama berupaya untuk mengantarkan manusia memahami keberadaan Allah, sehingga bersedia melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan demi mengantarkan manusia pada kesempurnaan jiwa. Bedanya, kalam lebih bersifat teoritis sementara tasawuf lebih bersifat praktis. Kalam sebagai sarana teoritis dapat mengantarkan manusia kepada keyakinan logis. Keyakinan logis ini baru akan terealisasi nyata secara praktis melalui melalui tasawuf. Meski demikian, Ibn Taymiyyah menolak konsep penyatuan diri dengan Tuhan sebagai tujuan utama manusia. Melebur dalam diri Tuhan dan kontemplasi atas Realitas tertinggi, menurutnya, harus dilihat dari aspek syariah. Baginya, puncak dari kesatuan adalah penyembahan dan ibadah kepada Tuhan
کلید واژگان
Teologi Islammistisime
epistemologi
fithrah
waḥdat al-wujūd
شماره نشریه
1تاریخ نشر
2016-06-011395-03-12
ناشر
Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadraسازمان پدید آورنده
State Islamic University Sunan Kalijaga Yogyakartaشاپا
2442-54512407-1056



